Perjalanan AHY Raih Doktor di Antara Wasiat Bu Ani dan Diledek Mayor Ingusan

Estimated read time 4 min read

dlbrw.com, SURABAYA – Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurthy Yudhayona (AHY) mengatakan mendiang ibunya, H.J. Kristen Herrawati alias Ani Yudhayona berperan dalam program PhD Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia (Program Pascasarjana PSDM Universitas Airlangga (Unair), Kota Surabaya, Senin (7/10/2024).

AHY mampu mempertahankan tesisnya yang berjudul “Kepemimpinan Transformasional dan Organisasi Sumber Daya Manusia untuk Indonesia Emas 2045” di hadapan ketua sidang, lawan dan dosen penguji akademik yang diundang. Dia mampu menjawab semua pertanyaan dengan meyakinkan.

“Alhamdulillah karena saya baru lulus dan resmi menjadi dokter. Itu merupakan prestasi akademis tapi bagi saya lebih bersifat pribadi karena merupakan wasiat terakhir mendiang Ibu Anya Yudayona. Saya persembahkan untuk Almarhum Ibu Ani Yudhayona,” kata AHY dalam pidato pasca sidang doktoralnya di Kampus C Unair, Surabaya, Jawa Timur.

Pemenang Adhi Makayasa Akmil 2000 yang pensiun sebagai mayor mengatakan, Ani Yudayona berharap anak sulungnya bisa berprestasi dalam studinya. Pasalnya, AHY memutuskan pensiun dini dari jabatan terakhirnya sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanik 203/Arya Kamuning. AHY memutuskan mundur pada 2016 untuk mencalonkan diri pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta (Pilgub) 2024.

“Saya yang saat itu belum bisa menyelesaikan karir dan pangkat di tentara, sering diolok-olok, dipermalukan, kemarin mayor, tentara baru, dan sebagainya. Tapi saya tegas dengan keputusan saya, itu panggilan,” kata AHY.

Menteri ATR/Kepala BPN ini mengatakan, mendiang ibunya ingin AHY bisa berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat. Salah satunya, setelah mengenyam pendidikan tinggi. “Tentunya Bu Ani sebagai seorang ayah ingin anaknya memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada masyarakat luas, dalam pengabdian dan perjuangan di dunia politik dan sekarang di pemerintahan,” kata AHY.

Catatan dlbrw.com, saat AHY mencalonkan diri sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta, ia mendapat serangan sengit dari komentator politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Ikrar Nusa Bhakti. “Dia ingin jadi panutan. Anak-anak ini teladan apa? Apakah masyarakat Jakarta percaya pada orang yang masih berpangkat mayor untuk memerintah Jakarta?” kata Ikrar saat kampanye Pilgub DKI pertengahan tahun 2016 lalu.

Tak lama kemudian, Presiden Joko Widodo (Djakowi) menunjuk Pledge sebagai duta besar Indonesia untuk Tunisia. Pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024, Ikrar tegas mengusung pasangan Ganjar Pranova-Mahfoud.

Emas Indonesia

Sidang terbuka AHY menjadi istimewa karena dihadiri oleh ayahnya yang juga Presiden ke-6 RI Susila Bambang Yudayona (SBY), adiknya yang juga Wakil Ketua MPR periode 2024-2029., Edi Baskora Yudayona alias Ibas dan istrinya Anisa Larasati Pohan. Gubernur Jatim periode 2019-2024 Hofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur periode 2019-2024 serta Ketua Umum Partai Demokrat Jatim Emil Elistianto Dardak turut hadir dalam sidang disertasi tersebut.

Bagi penguji dalam ujian tersebut yaitu Prof. Dr Mohammad Nasih (Ketua Sidang sekaligus Rektor Unair), Prof. Badri Munir Sukoko Ph.D. (promotor), Prof. Fendi Sukhariadi (Pembimbing), Prof. Dr.Joko Santos, Ph.D., Prof. Dr. Drh Bambang Sektiari L, DEA., Prof. Dr. Rudi Purwona, Prof. Dr. Dian Agustia, Dr. Koko Srimulio dan Prof. Dr. Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan DEA periode 2009-2014), AHY mampu mempertahankan argumennya dan menjawab semua pertanyaan.

Hasilnya, AHY dinilai lulus dengan predikat sangat memuaskan dan berhak menyandang gelar Ph.D. “Kami umumkan bahwa Agus Harimurthy Yudhayona menerima gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan,” kata Prof. M. Nasich, dan menutup sidang terbuka doktoral.

Baca: Menteri AHY Resmi Terima Gelar Doktor Unair

Dalam pemaparannya, AHY menyampaikan pentingnya kepemimpinan transformasional dan pengorganisasian sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik sebagai kunci terpenting dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. Menurutnya, di tengah tantangan global yang semakin kompleks, Indonesia memiliki pemimpin yang tepat. yang mampu beradaptasi, inovatif dan memotivasi seluruh elemen bangsa untuk bergerak bersama.

AHY menegaskan, jalur akademisnya untuk meraih gelar doktor tidak hanya memperkaya pengetahuannya tentang teori kepemimpinan dan manajemen personalia, tetapi juga memberinya wawasan baru bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diimplementasikan di dunia nyata, baik dalam kebijakan maupun manajemen. “Ini sangat penting terutama untuk penerapannya di dunia politik dan pemerintahan,” kata AHY.

Untuk itu, AHY menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia akademis dan profesional di pemerintahan. Ia mengatakan kampus dan pemerintah harus bersatu, di mana akademisi dan politisi bekerja sama untuk menyatukan energi dan ide mereka demi kepentingan bangsa.

“Akademisi dan politisi harus bersatu untuk bergerak bersama. Kita tidak bisa berjalan sendiri. Hanya dengan bersatu kita bisa mencapai tujuan bersama,” kata AHY.

Selama tiga tahun study tour di Unair, AHY ingin memberikan kontribusi yang lebih besar kepada pemerintah tentang pentingnya kepemimpinan transformasional dan fokus sumber daya manusia untuk memfasilitasi langkah Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Ia berharap temuan penelitian tersebut dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah dalam menyusun strategi di masa depan.

“Saya berharap hasil tesis ini dapat menginspirasi pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih tepat sehingga memudahkan langkah Indonesia menuju visi besar Indonesia Emas 2045,” kata AHY.

Ia menambahkan, implementasi gagasannya menjadi kebijakan nyata memerlukan pendekatan strategis. AHY yakin kebijakan yang dihasilkan mampu menarik simpati dan dukungan berbagai elemen masyarakat. Dengan demikian, langkah pemerintah mendapat respons positif dan dapat dilaksanakan secara efektif.

 

Departemen SDM…

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours