Pertamina sebut pengisian BBM pertalite di Tanjungpinang sudah normal

Estimated read time 3 min read

Tanjungpinang (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Utara (Sumbagut) memastikan tujuh unit layanan umum (SPBU) yang melayani Pertalite di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali bekerja melayani masyarakat secara rutin.

SPBU Pertalite di Tanjungpinang sudah tidak beroperasi sejak Jumat (5/9), akibat antrean panjang di seluruh SPBU di kawasan tersebut.

Berbagai penyesuaian terus kami lakukan untuk memastikan layanan dan kebutuhan masyarakat pertalite berjalan lancar, kata Susanto August Satria selaku Director Comm, Rail & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, di Tanjungpinang, Senin.

Selain itu, lanjutnya, upaya regulasi juga dilakukan untuk menjamin keakuratan kualitas dan kuantitas produk Pertalite, sehingga produk yang didistribusikan dapat memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan.

Susanto juga memastikan penghentian layanan pengeboran Pertalite di fasilitas minyak tersebut tidak mempengaruhi sejauh mana distribusi Pertalite di wilayah Riau.

“Kami pastikan pasokan pertalite tidak ada batasannya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan diimbau tidak panik saat membeli, karena pasokan pertalite aman,” ujarnya.

Rudy Chua, Anggota DPRD Kepri, mengatakan baterai pengisian bahan bakar Pertalite di beberapa SPBU Tanjungpinang terkena dampak rusaknya solenoid valve atau katup solenoid oli mesin Pertalite.

Hal ini berdasarkan penilaian beberapa SPBU di Tanjungpinang menyusul permasalahan baterai untuk mengisi bahan bakar Pertalite, Minggu (9/9).

Jalur ini tercipta karena adanya kerusakan pada peralatan di dekat unit BBM Pertalite, karena unit tersebut berbeda bagian sehingga kami pastikan tidak terjadi, kata Rudy Chua di Tanjungpinang.

Dia mengatakan, bencana besar ini hanya menimpa dispenser pertalite di Pulau Bintan yang menggunakan bahan bakar pertalite yang dikeluarkan dari Tanjung Uban.

Sementara untuk bahan bakar jenis lain, seperti Pertamax, Dexlite, solar tidak ada masalah, ujarnya.

Ia juga memastikan dari hasil merger dengan PT Pertamina tidak akan terjadi pengurangan kuota BBM Pertalite di Tanjungpinang maupun Bintan.

Menurut dia, pemerintah sebenarnya berencana membatasi BBM Pertalite sebagai upaya pengurangan subsidi dengan membatasi ukuran CC atau umur kendaraan yang boleh menggunakan Pertalite, namun untuk saat ini belum dilaksanakan karena menunggu aturan pelaksanaannya. yang diperkirakan akan dilaksanakan pada awal Oktober 2024.

“Kami sudah menghubungi Pertamina Batam dengan kepastian bahan bakar Pertalite tidak akan berkurang di Tanjungpinang, dan hal itu juga telah dikonfirmasi oleh pernyataan otoritas perminyakan di berbagai daerah,” ujarnya.

Pertamina menambahkan, pihaknya akan tetap mengirimkan BBM Pertalite baru ke SPBU pada hari Minggu meski tidak sesuai jadwal, dan kemudian membantu impor suku cadang solenoid valve dari luar negeri.

Kejaksaan Kota Tanjungpinang juga mengimbau warga untuk tidak melakukan pembelian panik, karena warga yang tidak membutuhkan isi ulang Pertalite sebaiknya menunda pengisian ulang agar tidak menimbulkan masalah antrian panjang.

Ia juga meminta Pertamina meningkatkan dan mengendalikan kualitas bahan bakar di sirkuit tersebut.

Oleh karena itu, permasalahan saluran bahan bakar Pertalite diharapkan dapat segera teratasi, sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan dan hilangnya waktu berharga bagi masyarakat yang membutuhkan bahan bakar Pertalite, kata dan Rudy Chua.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours