Polsek Pademangan jaring 40 orang dalam operasi pemberantasan preman

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) –

Polisi Divisi Pademangan (Polsek) Polres Metro Jakarta Utara berhasil menangkap 40 orang dalam kampanye pemberantasan geng dan kejahatan jalanan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Dalam operasi ini, kami menangkap empat puluh pelaku kejahatan yang kedapatan melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat, kata Kapolri, Kompol Pademangan Binsar Hatorangan Sianturi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, jumlah pelaku kejahatan yang ditangkap antara lain tiga puluh orang yang “tidak diinginkan”, tujuh petugas parkir liar, dan tiga debt collector.

“Kami mendapat laporan dari masyarakat sebagai contoh masyarakat yang tidak mau memprioritaskan jalan seenaknya tanpa memikirkan dampak lalu lintas dan menimbulkan kemacetan,” ujarnya.

Menurut dia, kegiatan tersebut terjadi di banyak tempat di Kecamatan Pademangan, yakni Jalan Gunung Sahari Raya, Lodan Raya, Kampung Bandan, Jalan Benyamin Sueb, dan Jalan RE Martadinata.

Ia mengatakan kawasan tersebut dinilai rentan terhadap kehadiran laki-laki yang tidak diinginkan dan aktivitas kriminal. Setelah dikumpulkan, para pelaku didaftarkan dan diperintahkan untuk ikut menjaga keamanan dan ketertiban dan yang lebih penting tidak mengganggu warga.

“Saat ini, imbauannya mungkin jangan kembali turun ke jalan dan mengganggu masyarakat,” ujarnya.

Kompol Binsar menegaskan, jika pelaku terus melakukan perbuatan serupa, maka pihaknya akan segera menyerahkannya ke pihak Jamsostek DKI.

“Kami bekerja sama dengan Dinas Sosial Jakarta Utara dan jika masih ada yang meresahkan atau meresahkan masyarakat, kami akan segera memperbaikinya,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Kota (Jakut) Jakarta Utara menggelar aksi massa di Terminal Tanjung Priok untuk memberantas kejahatan agar tidak ada lagi kejahatan di stasiun tersebut.

“Intinya tadi pagi kita rapat untuk menindak segala bentuk kejahatan atau kejahatan yang ada di stasiun ini,” kata Wakapolda Metro Jaya AKBP Wahyudi di Jakarta, Jumat (26/7).

Ia mengatakan, jika ditemukan adanya tindak pidana dan cara lain akan ditindak dengan aturan yang tegas dan jelas.

Kepala Terminal Bus Tanjung Priok, Muzofar Surya Alam, mengakui terminal ini sangat mirip dengan permasalahan kriminalitas dan kelompoknya terus berbenah, sedikit demi sedikit menggandeng pihak kepolisian, menurutnya jumlah anggota yang terbatas. alasannya sulit untuk menangkap penjahat.

“Padahal penangkapan itu berbahaya bagi kami, salah satu anggota saya terlibat penangkapan dan menjadi korban amputasi,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours