Pria Ini Serang Kedubes Israel di Serbia dengan Senapan Panah, lalu Ditembak Mati

Estimated read time 3 min read

BELGRADE – Pada hari Sabtu, seorang pria menyerang kompleks kedutaan Israel di Beograd, Serbia, dengan panah otomatis (senjata panah).

Pria tersebut kemudian ditembak oleh seorang petugas polisi, yang terluka di bagian leher akibat serangan panah. Pihak berwenang setempat menggambarkan serangan pria itu sebagai “aksi teroris”.

Polisi mengidentifikasi penyerang sebagai seorang mualaf yang lahir pada tahun 1999 di kota Mladenovac, sekitar 50 kilometer dari Beograd.

Serangan itu terjadi sekitar pukul 11 ​​​​pagi pada hari Sabtu di ibu kota Serbia, ketika para penyerang menyerang petugas polisi yang sedang bertugas di depan kedutaan Israel.

“Polisi yang membela diri melepaskan tembakan dengan senjatanya ke arah penyerang, yang meninggal karena luka-lukanya,” kata Menteri Dalam Negeri Ivica Dačić pada Minggu (30 Juni 2024), dikutip AFP.

Pihak berwenang mengatakan beberapa penangkapan dilakukan untuk “alasan pencegahan” dan beberapa orang yang dikenal oleh dinas keamanan dicurigai terlibat dalam serangan tersebut.

Menurut Dacic, di antara mereka yang ditahan adalah seorang pria dari Beograd yang ditahan dua tahun lalu karena menjadi administrator beberapa situs militan yang menyerukan “jihad” atau perang suci, namun dibebaskan dari tahanan.

Polisi juga menyatakan sedang melakukan penggeledahan di beberapa lokasi.

“Kami masih mencari lebih banyak orang, salah satunya tentu saja berada di wilayah Serbia,” kata Presiden Aleksandar Vucic kepada wartawan setelah mengunjungi petugas yang terluka.

Menurutnya, pihak berwenang telah melacak penyerang dan rekan-rekannya sebelum serangan hari Sabtu, namun tidak cukup bukti untuk menangkap mereka.

Petugas polisi berusia 34 tahun yang terkena panah itu dirawat di rumah sakit dan menjalani operasi.

Menurut pihak berwenang, penyerang pindah ke Nové Pazar, yang merupakan pusat sejarah dan politik minoritas Muslim Serbia di Bosnia dan pusat Islam di negara tersebut.

Dacic mengatakan kepada wartawan bahwa ada indikasi awal yang mengaitkan serangan itu dengan orang-orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan gerakan Wahhabi, cabang Islam ultra-konservatif yang mendominasi Arab Saudi.

Ia mengatakan keamanan umum di Beograd telah ditingkatkan sementara jaksa khusus mengambil alih kasus ini.

Perdana Menteri Serbia Miloš Vučević mengutuk keras apa yang disebutnya sebagai “aksi teroris tercela”.

Ia mengatakan negaranya akan merespons dengan kuat ancaman terorisme, dan menekankan bahwa warga Serbia bisa “merasa aman”.

“Kedutaan ditutup dan tidak ada staf kedutaan yang terluka dalam upaya serangan teroris di daerah tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri Israel. “Keadaannya masih dalam penyelidikan.”

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz berterima kasih kepada pihak berwenang Serbia pada hari Sabtu atas dukungan dan kerja sama mereka yang kuat setelah serangan terhadap gedung kedutaan Israel di Beograd.

Duta Besar Israel untuk Serbia, Yahel Vilan, mengucapkan terima kasih kepada petugas polisi yang terluka. “Yang dengan berani menghindari serangan itu,” katanya.

“Saya yakin penyelidikan pihak berwenang atas serangan memalukan ini akan mengungkap semua pihak yang bertanggung jawab dan berkontribusi lebih jauh dalam menjaga Serbia menjadi negara yang aman,” katanya.

Sementara itu, ulama terkemuka Serbia Senad Halitovič mengutuk keras serangan tersebut dan berharap petugas polisi yang terluka tersebut segera pulih.

“Kejahatan seperti itu bertentangan dengan seluruh ajaran agama, khususnya ajaran Islam. “Kejahatan saat ini adalah ulah individu yang tidak punya pemikiran,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Negara Balkan itu terus menjual senjata ke Israel setelah perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober, dengan serangan Hamas di Israel selatan yang menyebabkan 1.195 orang tewas, menurut statistik AFP berdasarkan angka Israel.

Para militan juga menyandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza, meskipun militer Israel mengatakan 42 orang tewas.

Serangan balasan brutal Israel telah menewaskan sedikitnya 37.834 orang, sebagian besar adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours