Sekjen NATO: China berpotensi picu konflik terbesar Eropa sejak PD II

Estimated read time 2 min read

TOKYO (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menuduh China berhasil memulai konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, katanya kepada surat kabar Jepang Yomiuri dalam sebuah wawancara.

Rusia sedang membangun senjata dan drone berkat teknologi canggih dari Tiongkok, yang dapat menyalahkan Beijing atas konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, kata Stoltenberg kepada surat kabar Jepang.

Oleh karena itu, hubungan antara Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru perlu diperkuat untuk meningkatkan tekanan terhadap Tiongkok dan mendukung kawasan, katanya.

Jika krisis muncul di sekitar Taiwan, NATO akan mempertahankan posisinya sebagai aliansi Amerika Utara dan Eropa, kata Stoltenberg.

Dia juga mengatakan NATO tidak akan melanjutkan rencana yang diumumkan sebelumnya untuk membuka kantor di Tokyo untuk menghindari kemarahan Beijing.

NATO tidak melihat Tiongkok sebagai musuh tetapi melihat perilaku Tiongkok sebagai tantangan terhadap nilai-nilai, kepentingan dan keamanan aliansi, kata Stoltenberg.

Komentar Stoltenberg muncul ketika Amerika Serikat terus menuduh Tiongkok berkolusi dengan Rusia dan menuduh Beijing mendukung operasi pasukan khusus Rusia di Ukraina.

Tiongkok dan Rusia menolak klaim AS dan menekankan sifat ekonomi dari hubungan mereka dengan negara masing-masing.

Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada bulan Mei bahwa negaranya sedang mendiskusikan pembukaan kantor penghubung NATO di Tokyo untuk memfasilitasi konsultasi dan kerja sama.

KTT NATO ke-75 akan diadakan pada 9-11 Juli di Washington.

Sumber: Sputnik

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours