Stan kuliner di Dispora Sumut raup omzet Rp15 juta per hari selama PON

Estimated read time 3 min read

Medan, Sumatera Utara (ANTARA) – Salah satu warung makan yang berada di halaman Gedung Serbaguna (GOR) Gelanggang Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora Sumut) Sumut meraup omzet harian hingga Rp 15 juta selama XXI. . Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera (Sumut) 2024.

Novi yang berprofesi sebagai pedagang di stan tersebut mengatakan, penjualannya bisa laris manis saat PON dan menambah penghasilan karena menyajikan rice bowl modern dan sakso ayam dengan tujuh variasi yang banyak digemari pengunjung.

Terutama bagi remaja yang menonton pertandingan. Mereka menyukai makanan yang enak dan makanan ini juga menyebar luas, kata Novi di Medan, Sumatera Utara, Minggu.

Ia pun meyakini omzet ke depan akan semakin meningkat, mengingat tiket gratis menonton event nasional tersebut dibagikan setiap empat tahun sekali.

Ia mengatakan, rice bowl dan sate ayam yang dijualnya merupakan masakan yang enak karena tidak membutuhkan bumbu dapur seperti bawang dan cabai.

Pasalnya, kata dia, semua bumbu langsung disiapkan. Dengan cara ini, Anda hanya perlu mencampurkan saus dengan kecap asin dan menuangkannya ke atas ayam.

Melihat prospek bisnis yang menguntungkan dari operasional di semua negara seperti PON, Novi mengungkapkan tempat kerjanya juga telah mengembangkan divisi yang menangani penjualan pameran secara khusus.

Jadi, selain PON yang ada acaranya, kita selalu bisa ikut serta. Selain gedung serba guna, Medan juga punya pusat perbelanjaan Yuki Simpang Raya, ujarnya.

Sebanyak 141 stan UMKM menjadi tuan rumah festival dan bazar PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang digelar pada 7-15 September 2024 di Gedung Serba Guna GOR Dispora Sumut.

Selain gastronomi, para pelaku UMKM juga membuka lapak kerajinan tangan, pakaian dan lain sebagainya. Salah satu pelaku UMKM, Merry Erika, menjadi pedagang yang menjual berbagai kerajinan tangan pada kegiatan tersebut.

Tak main-main, Merry membuka lima toko sekaligus pada Festival UMKM Aceh-Sumut PON XXI 2024, yakni di lokasi strategis seperti Grand Inna Hotel, Grand Antares Hotel, Fave Hotel, Gedung Serba Guna Pemancingan, dan Sumut Creative Center Pekan Raya Kompleks Utara. Sumatera (PRSU) Medan.

“Ini kesempatan langka yang harus saya manfaatkan karena PON tidak diadakan setiap tahun, khususnya di Sumut,” kata Merry yang berasal dari Langkat, Sumut, dalam acara terpisah.

Tempat kompetisi yang tidak terlalu jauh seperti Medan-Langkat memudahkan untuk membuka beberapa gerai sekaligus.

Dalam booth terbuka, Merry memamerkan berbagai produk kerajinan tangan berbahan kawat tembaga, seperti aksesoris buatan tangan berupa kalung, cincin, gelang, dan bros.

Khusus gelang menggunakan kawat tembaga, harga jual gelang berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 500.000.

“Barang yang paling mahal adalah kalung yang menggunakan kawat tembaga yang dipadukan dengan mutiara karena proses pembuatannya cukup rumit,” ujarnya.

Salah satu teknik khas yang digunakan Merry adalah proses oksidasi benang jaringan sehingga menghasilkan warna hitam. Untuk menonjolkan keunikan Sumut, kerap memadukan kawat tembaga dengan kain luarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours