Tulis Buku Thriving On Turbulance, Dirut PT Pos Indonesia Bocorkan Strategi Bisnis saat Krisis

Estimated read time 4 min read

SURABAYA – Faizal R Djoemadi, Direktur Utama (Dirut) PT Pos Indonesia menerbitkan buku Thriving in Turbulence: Agile Leadership for Success Through Disruption. Buku tersebut mengulas strategi Faizal dalam meningkatkan kinerja bisnis PT Pos Indonesia, khususnya di masa pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada acara peluncuran buku yang digelar di salah satu hotel di Surabaya pada Minggu (09/06/2024). Acara ini dihadiri oleh lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan masyarakat umum. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh turut hadir dalam acara ini.

Pada kesempatan tersebut, lulusan ITS Surabaya yang biasa disapa Cak Faizal ini menceritakan, buku yang diterbitkan tersebut memuat pengalamannya saat mulai menjalankan Pos Indonesia empat tahun lalu.

“Tanggal 20 September 2020 saya menerima keputusan (surat keputusan) direktur PT Pos Indonesia dari Menteri Erik Tohiro.

Faizal mengaku gugup setiap malam setelah mengemban tanggung jawab menjalankan salah satu perusahaan tertua di Indonesia. Sebab, kondisi Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada masa kolonial ini sedang kurang baik.

Selain itu, situasi perekonomian nasional juga terpuruk akibat wabah tersebut. Ini juga pertama kalinya ia dan Pos Indonesia memimpin perusahaan di lingkungan bisnis yang benar-benar ekstrem, kacau, dan penuh gejolak. Sederhananya, penuh gejolak. Saat itu perusahaan sedang mengalami krisis ganda, internal dan eksternal, ujarnya.

Dari luar, sektor ini terdampak pandemi Covid-19. Suasana ini membingungkan semua orang karena merupakan fenomena baru yang tidak dipahami oleh kebanyakan orang.

Di sisi lain, perusahaan ini menghadapi permasalahan sulit di dalam dirinya. Ia menyoroti tiga hal yang menyebabkan menurunnya kinerja Pos Indonesia. Pertama, hasil finansial. Pos Indonesia sedang mengalami pelemahan finansial. Pendapatan perusahaan mengkhawatirkan, jelasnya.

Kedua, menurut dia, hasil bisnis. Pos Indonesia kalah bersaing dengan rivalnya. Portofolio bisnis di sektor jasa kurir dan logistik bisa dikatakan “hilang”.

Karena tidak bisa mengesankan konsumen, konsumen beralih ke merek lain. Pangsa pasar Pos Indonesia turun karena ketidakpercayaan konsumen.

Penyebab menurunnya kinerja usaha lainnya juga terkait dengan poin ketiga, yaitu runtuhnya disiplin operasional. Salah satu faktornya adalah tingkat pengiriman yang jauh dari memuaskan. “Kita tidak bisa bersikap biasa-biasa saja dalam kondisi krisis seperti ini. Harus luar biasa,” ujarnya.

Strategi kepemimpinan Faizal di masa krisis adalah agility: kemampuan bertindak gesit, cepat, dan tepat. Agility harus diperluas dalam lima aspek; kepemimpinan yang tangkas, budaya yang tangkas, digitalisasi yang tangkas, kolaborasi yang tangkas, dan eksekusi yang tangkas.

Misalnya saja dalam agile Leadership, seorang pemimpin harus mampu menyampaikan kenyataan terburuk yang dihadapi perusahaan. Faizal percaya bahwa menyampaikan kebenaran yang brutal adalah langkah penting dalam menciptakan rasa kebersamaan dan pemahaman bersama tentang krisis ini. “Mengkomunikasikan kebenaran yang brutal adalah penting untuk menciptakan rasa krisis,” tegasnya.

Menurutnya, langkah pertama dari agile kepemimpinan adalah menciptakan rasa krisis. Kemudian, ketika seluruh elemen perusahaan memahami kondisi apa yang dihadapi, langkah selanjutnya adalah fokus pada peningkatan kinerja perusahaan, baik hasil finansial, komersial, dan operasional. “Kita tidak mempunyai kemewahan untuk menciptakan visi di saat krisis. Segala upaya dan tenaga harus terfokus pada operasional perusahaan,” kenang Faizal.

Formula kepemimpinan Faizal di puncak krisis terbukti berhasil memastikan Pos Indonesia tidak hanya tetap aman di tengah krisis, tetapi juga mampu bersaing dengan para pesaingnya bahkan memenangkan persaingan di pasar.

Faizal memiliki rekam jejak yang bagus. Pos Indonesia bukan satu-satunya perusahaan yang ia jalankan. Ia juga sukses mengelola perusahaan di berbagai sektor di masa lalu.

Faizal adalah Group President dan Chairman TELIN (2016-2019), BoC Telkom Sigma (2019-2020), Head of Digital Business and Innovation Telkom Indonesia (2019-2020).

Pada acara tersebut, Faizal juga menyampaikan pandangannya mengenai bagaimana lulusan ITS bisa memiliki karir yang baik. Ia menyebutnya 3D yang merupakan singkatan dari Be Yourself, Build Your Character, Expand Your Network.

“Apa maksudnya? Untuk menjadi sukses, pertama-tama Anda harus menjadi diri sendiri, memberikan hasil terbaik di bidang Anda (beself). Kedua, Anda harus memiliki karakter yang kuat (mengembangkan karakter Anda). “Ketiga, kita harus Perluas Relasi dan Sekaligus Kita Harus Mendukung Ikatan Alumni (IKA) ITS ) Calon Presiden Faizal menyimpulkan: bermanfaat bagi orang lain (perluas jaringan).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh memberikan pujian besar kepada Faizal dalam pernyataannya. Menurutnya, di bawah kepemimpinan pria kelahiran Blitar itu, ia mampu mengubah Pos Indonesia menjadi perusahaan yang luar biasa. “Beliau [Cak Faizal] menulis pengalamannya empat tahun lalu di buku ini. Bagaimana keluar dari kondisi turbulen saat Covid-19,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours