Wajah Yesus Terungkap dengan AI? Ilmuwan Minta Darah di Kain Kafan Turin Dicek

Estimated read time 2 min read

JERUSALEM – Para ilmuwan meminta analisis lebih lanjut terhadap artefak yang mereka yakini mungkin berisi bukti penyaliban Yesus.

Kain Kafan Turin di Turin, Italia, adalah kain yang diyakini banyak orang digunakan untuk menutupi Yesus sebelum penyalibannya. Meskipun hal ini banyak diperdebatkan, baru-baru ini para ilmuwan menyerukan pengujian lebih lanjut karena mereka percaya bahwa kain tersebut memiliki jejak Yerusalem kuno.

Seperti dilansir Daily Start, baru-baru ini kecerdasan buatan digunakan pada kain untuk membayangkan kembali seperti apa “wajah Yesus Kristus” itu.

Insinyur dari Universitas Padua di Italia juga menganalisis DNA dan menemukan sel darah pada kain terkenal yang menunjukkan bukti kegagalan organ, cedera, dan penyakit.

Banyak orang percaya bahwa inilah yang terjadi pada Yesus ketika Ia digantung di kayu salib. Sebuah penelitian pada tahun 1988 mengatakan hal itu terjadi pada Abad Pertengahan, menyebabkan beberapa orang mempertanyakan hubungannya dengan Yesus.

Kain kafan tersebut dibuat pada tahun 1350 sedangkan kematian Kristus konon terjadi pada tahun 33 Masehi. Kini, peneliti independen asal Perancis, Tristan Casabianca, meragukan temuan tersebut karena mengklaim hasil antar laboratorium berbeda-beda dan tidak memberikan jawaban pasti.

Beberapa ilmuwan setuju dan kini menyerukan pengujian lebih lanjut. Seorang peneliti Kristen menemukan bekas darah di kulit yang mereka yakini mendukung cerita eksekusi Yesus. Mereka percaya bahwa Yesus tertusuk paku di tangan dan kakinya ketika dia disalib.

Para ilmuwan memberikan kesimpulan baru tentang Kain Kafan Turin yang diyakini dikenakan oleh bintang Kuljum Giulio Fanti, seorang insinyur dari Universitas Padua, meninjau sampel yang diambil dari tahun 1970-an dan mengatakan dia menemukan jejak sel darah. Barang antik biasa. Yerusalem.

Dia mengatakan benda itu berasal dari daerah itu dan Yesus mengatakan dia disalib di sebuah bukit di luar tembok Yerusalem.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours