Presiden Jokowi kumpulkan para menteri bahas kebijakan HGBT

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Joko Widodo membahas stabilitas kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) dalam pertemuan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin malam.

Menteri yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Airlanga Hartarto, Menteri Perindustrian dan Gumiwang Kartasasmita, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

Rapat harga gas, kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlanga Hartarto yang sempat menjawab pertanyaan awak media di Istana Kepresidenan Jakarta.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menilai kebijakan HGBT.

“Kami akan menilai secara menyeluruh pada Juli-Agustus dan menyampaikannya ke Presiden. Nanti Presiden yang akan mengambil keputusan,” kata Rizal Fajar Muttakin, Koordinator Program Migas Kementerian ESDM. sebelumnya.

Perkiraan ini terutama didasarkan pada pendapatan negara. Menurut Rizal, manfaat yang diperoleh industri dari reformasi HGBT tidak sesuai dengan anggaran yang dialokasikan Kementerian Keuangan.

Kementerian ESDM mencatat penerapan kebijakan harga gas tertentu berdampak pada penurunan penerimaan negara sebesar Rp 29,39 triliun pada periode 2021-2022.

Pemerintah secara khusus memberlakukan kebijakan HGBT sebesar USD 6 per MMBTU mulai tahun 2020 untuk tujuh kelompok industri yaitu pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

Berdasarkan Keputusan No. 91.K/MG.01/MEM.M/2023 dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, HGBT bagi pengguna gas bumi tertentu dan harga gas bumi tertentu pada sektor industri akan berakhir. . 31 Desember 2024

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Mei lalu mengumumkan kelanjutan kebijakan HGBT, atau harga gas rendah di bawah US$6 per MMBTU untuk tujuh kelompok industri.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai perpanjangan HGBT ke seluruh sektor industri tidak akan membebani APBN dan mengurangi pendapatan pemerintah karena gas industri hanya membutuhkan 30 persen dari total pasokan gas nasional.

Oleh karena itu, Menperin meminta agar program HGBT diperluas ke seluruh 24 subsektor industri manufaktur.

Menurut Agus, program HGBT yang diberlakukan mulai tahun 2020 memberikan dampak tiga kali lipat terhadap industri, antara lain investasi, ekspor, dan lapangan kerja.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours