Malnutrisi dapat berdampak buruk pada kesehatan jika tidak ditangani

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Dr. Dr. Luciana B. Sutanto, MS, SPG(K) mengatakan gizi buruk dapat mempengaruhi kesehatan jika tidak ditangani.

“Jika gizi buruk tidak diketahui dan diobati, maka kondisi kesehatannya bisa memburuk, terutama bagi mereka yang berisiko, seperti lansia, orang sakit kronis, dan orang sakit,” kata Luciana saat berdiskusi dalam acara Pekan Peduli Kerawanan Pangan 2024 yang digelar di Jakarta. , Selasa.

Gizi buruk adalah suatu keadaan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan asupan energi dan/atau zat gizi.

Menurut data yang dipublikasikan di situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia, gizi buruk meliputi stunting (tinggi badan rendah menurut umur), wasting (berat badan rendah dibandingkan tinggi badan), underweight (berat badan rendah menurut umur), dan underweight atau kekurangan berat badan. mikronutrien (kekurangan vitamin dan mineral esensial).

Sementara itu, kondisi yang berkaitan dengan kelebihan gizi antara lain kelebihan berat badan, obesitas, dan penyakit tidak menular yang berhubungan dengan pola makan seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker.

“Malnutrisi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian, tetapi juga mempunyai konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rumah sakit dan rehabilitasi,” kata Luciana, yang merupakan presiden Asosiasi Pangan Indonesia.

Luciana mengatakan gizi buruk merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.

Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan bahwa prevalensi penyakit ini secara nasional akan mencapai 21,5 persen pada tahun 2023, turun 0,1 persen dari 21,6 ratus pada tahun 2022.

Selain itu, menurut hasil penelitian yang dilakukan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), 21 juta warga negara atau tujuh persen penduduk Indonesia mengalami gizi buruk, dengan jumlah kalori setiap harinya di bawah standar Kementerian Kesehatan. 2.100 kalori.

Luciana mengatakan penyebab utama gizi buruk di Indonesia adalah kemiskinan, kurangnya makanan bergizi, kurangnya pengetahuan tentang gizi, dan kesenjangan pelayanan kesehatan.

Dalam rangka menghilangkan gizi buruk, Pekan Sadar Gizi Buruk diadakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai dampak gizi buruk terhadap kesehatan dan upaya pencegahannya.

Pekan Peduli Kerawanan Pangan Tahun 2024 dilaksanakan pada tanggal 16 hingga 20 September 2024 yang meliputi kegiatan edukasi pencegahan dan penanganan kerawanan pangan.

Luciana menekankan pentingnya pencegahan gizi buruk sedini mungkin dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gejala gizi buruk.

Malnutrisi ditandai dengan nafsu makan yang buruk, anggota tubuh kurus, kelelahan terus-menerus, pingsan, mudah tersinggung, rambut rontok, suhu rendah, sering menggigil, serta penurunan detak jantung dan tekanan darah.

Sedangkan bagi mereka yang kekurangan gizi, bisa mengalami gejala seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan resistensi insulin.

Luciana juga menyampaikan perlunya kerjasama antar berbagai sektor untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penerapan pola makan seimbang untuk mencegah terjadinya gizi buruk.

Saya

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours