Potensi Rugikan Negara Rp8,5 Triliun, KPK Didesak Selidiki Kasus Impor Beras

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta mencari dan menangkap pihak yang diuntungkan atas kerugian negara akibat skandal impor beras yang menyeret Direktur Utama Babanas Arief Prasetyo Adi dan Perum Bulog (Dirut) Bayu Krisnamurthi akan diterima sesegera mungkin penyelidikan. Tak main-main jika kerugian negara akibat kenaikan harga impor beras mencapai 8,5 triliun rupiah dalam dua tahun terakhir.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama Kajian Ekonomi Politik dan Kebijakan (PEPS) Anthony Budiawan sembari menghitung kerugian nasional terkait skandal markup impor beras yang dilaporkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Anthony membeberkan perhitungannya mengenai kerugian nasional akibat kenaikan harga impor beras pada Januari hingga April 2023 dan 2024 yang mencapai 4,83 juta ton.

“Total volume impor beras pada tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, dan Januari-April 2024 mencapai 1,77 juta ton, totalnya 4,83 juta ton.” Jika pola kenaikan harga sebesar US$117 per ton ini mulai terjadi tahun 2023 nanti negara rugi $565 juta, yaitu sekitar Rp 8,5 triliun,” kata Antony, Kamis (11/7/2024).

Anthony menegaskan, sebenarnya harga beras impor Indonesia mencapai US$655 per ton, angka yang sangat tinggi. Hal ini juga berdampak pada keuangan negara sehingga dapat berujung pada tindak pidana korupsi.

Oleh karena itu, masyarakat harus menuntut agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas semua pihak hingga pihak yang paling bertanggung jawab. Siapa yang diuntungkan dari kerugian nasional akibat impor beras, jelas Anthony.

Anthony pun membantah bantahan Perum Bulog mengenai kenaikan harga impor beras. Anthony terkejut dengan klaim Blogger bahwa perusahaan Vietnam Tan Long Group tidak pernah mengajukan tawaran pengambilalihan.

Anthony mengatakan, alasannya jika merujuk pada pernyataan Plt Direktur BPS Amalia Adininggar Widyasanti pada Maret 2024, beras yang paling banyak diimpor justru dari Vietnam yakni sebesar 286.260 ton.

Aneh, siapa yang percaya dengan apa yang dikatakan Blogger, ada perusahaan yang hanya mendaftar sebagai peserta lelang tapi tidak mengajukan penawaran, kata Anthony.

Diketahui, Society for Demokrasi Research (SDR) melaporkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Direktur Bulog Bayu Krisnamurthi melakukan penyelidikan atas dugaan kenaikan harga (selisih harga) beras impor sebanyak 2,2 juta ton. senilai Rp2,7 triliun, serta kerugian negara akibat biaya demurrage impor ke KPK senilai Rp294,5 triliun, Rabu 3 Juli 2024.

Direktur Eksekutif SDR Hari Purwanto meminta KPK segera mengusut Kepala Babanas Arief Prasetyo Adi dan Kepala Perum Bulog Bayu Krisnamurthi karena merekalah yang paling bertanggung jawab atas dua persoalan tersebut.

“Kami berharap laporan kami dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi RI dalam menangani perkara yang kami laporkan,” kata Hari di Gedung KPK, Jakarta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours