Biden kirim perwakilan ke Timteng di tengah ketegangan regional

Estimated read time 2 min read

Washington (ANTARA) – Presiden AS Joe Biden mengirim dua pejabat senior Timur Tengah ke wilayah tersebut di tengah spekulasi bahwa Iran akan segera membalas pembunuhan pemimpin politik pertama Hamas di Teheran bulan lalu.

Sekretaris pers Gedung Putih Carine Jean-Pierre mengatakan pada Selasa (13/8): “Kami telah bekerja secara politik dan militer untuk mencegah Iran dan proksinya melakukan eskalasi terhadap Israel dan untuk mendukung de-eskalasi di kawasan.”

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan memerintahkan koordinator Biden untuk Timur Tengah, Brett McGurk, dan perwakilan khususnya, Amos Hochstein, untuk melakukan perjalanan ke wilayah tersebut.

McGurk akan mengunjungi Kairo sebelum berangkat ke ibu kota Qatar, Doha, tempat pembicaraan dijadwalkan akan dimulai pada hari Kamis.

Hochstein dikirim ke Beirut, ibu kota Lebanon.

“Cara terbaik untuk mendorong resolusi adalah dengan melakukannya antar pemerintah. Seperti yang Anda lihat dari upaya presiden, ya, dalam beberapa minggu terakhir,” kata Jean-Pierre.

“Nah, Anda sudah melihat timnya yang akan berada di wilayah tersebut untuk melanjutkan upaya pemerintah ini,” ujarnya.

“Kami akan terus mengupayakan perjanjian penahanan dan gencatan senjata. Kami yakin ini adalah cara terbaik untuk terus meredakan konflik di Timur Tengah,” ujarnya.

Hamas dan Iran menuduh Israel membunuh Ismail Haniyeh pada 31 Juli di wilayah Iran. Israel belum membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Kelompok Hizbullah Lebanon juga diperkirakan akan membalas setelah Israel membunuh pemimpin senior Hizbullah Fouad Shukr dalam serangan udara di selatan Beirut pada 30 Juli.

Shukr dibunuh beberapa jam sebelum Haniyeh, sehingga meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut dan memperingatkan kemungkinan perang habis-habisan.

Peristiwa ini terjadi di tengah serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina dalam pembantaian selama 10 bulan.

Sedangkan pada 7 Oktober 2023, sebanyak 1.139 orang tewas dalam serangan massal Hamas.

Sumber: Anatolia

Kamala Harris tentang Netanyahu di Gaza: Saya tidak akan diam

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours