Film adaptasi “My Annoying Brother” hadirkan kisah lebih melokal

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Para pemeran film adaptasi “My Boring Brother” mengatakan film tersebut akan menampilkan cerita yang lebih lokal, namun tidak jauh berbeda dengan karya aslinya yang dirilis pada 2016.

“Menurut saya, naskah yang diadaptasi untuk Indonesia lebih detail, lebih lokal, saya rasa semua yang menonton film ini mungkin merasakan hal itu,” kata Vino G. Bastian dalam sesi wawancara khusus di ANTARA Heritage Center, Jakarta Pusat. , Kamis.

“Apalagi bagi mereka yang mempunyai saudara laki-laki atau perempuan, tidak harus laki-laki dan laki-laki, tapi perempuan dan perempuan, itu cerita yang banyak orang alami,” imbuhnya.

My Annoying Brother merupakan film adaptasi dari film Korea Selatan berjudul sama dan dirilis pada tahun 2016. Dalam film ini, Vino G. Bastian berperan sebagai Jaya, mantan narapidana dan kakak perempuan Kemal.

Ada pula aktris Angga Yunanda sebagai Kemal, seorang atlet judo tuna netra sekaligus adik dari Jaya. Selain Vino dan Angga, “My Annoying Brother” juga dibintangi oleh Caitlin Halderman dan Christo Immanuel.

Dalam cerita aslinya, “My Annoying Brother” bercerita tentang hubungan antar saudara yang awalnya saling membenci. Seiring berjalannya waktu, keduanya semakin dekat dengan kenyataan pahit yang harus mereka alami kembali. Akankah kedua bersaudara ini menemukan “akhir bahagia” yang mereka idamkan?

Menurut Vino, Caitlin Halderman, pemeran Amanda, menilai film adaptasi “My Annoying Brother” ini memiliki ciri khas tersendiri.

“Kalau dari segi ceritanya seru banget, pasti kita tambahkan ‘bumbu’ yang juga menjadi ciri khasnya, kita akan masukkan banyak hal yang lebih identik dengan masyarakat Indonesia, kita punya karakteristiknya sendiri, “kata Caitlin.

Christo menambahkan: “(Pada film versi terbaru) sutradara, penulis memberikan twist tersendiri dan settingnya adalah Indonesia, ditambah lagi kami memainkan banyak latar cerita yang membuat karakternya semakin dalam.”

Selain itu, para pemain tidak peduli dengan ekspektasi yang mungkin dimiliki penonton. Biasanya adaptasi film mempunyai “tekanan” lebih untuk diselesaikan dibandingkan dengan karya aslinya.

Menurut mereka, “My Annoying Brother” versi 2024 akan memuat cerita yang lebih dalam dan unsur lokal yang lebih kuat. Oleh karena itu, para pemain berharap film tersebut dapat diterima dan menjadi pembelajaran baru bagi masyarakat. “Kalau dalam tekanan justru menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik,” kata Christo. “Bagi saya sekarang tidak ada gap antara film original dan remake karena kami membuat film, baik original maupun remake, dengan sepenuh hati dan berkualitas tinggi,” pungkas Wino. Film “My Annoying Brother” diproduksi oleh CJ ENM, Lifelike Pictures dan BASE Entertainment dan disutradarai oleh Dina Yasanti. Film ini rencananya akan tayang di bioskop Indonesia mulai 24 Oktober 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours