Forkom Dewi Bali: Manfaatkan upacara adat buat festival

Estimated read time 2 min read

DENPASAR (ANTARA) – Forum Komunikasi Desa Wisata Bali (Forum Dwi) menginstruksikan desa wisata untuk menggunakan upacara adat dan keagamaan sebagai bagian dari festival.

“Kegiatan yang berkaitan dengan sejarah dan tradisi suatu daerah sangat digemari wisatawan,” kata Ketua Forum Dwi Me Mendra Astawa di Denpasar, Senin.

Selain karena penggabungan kegiatan dalam upacara adat dan keagamaan mudah dan menghemat biaya, jika festival desa wisata hanya menghadirkan hiburan modern maka mereka juga mengharapkan masuknya budaya asing.

“Ya kita manfaatkan apa yang kita punya. Kalau kita membuat acara di desa, anggaran dan sumber daya manusianya ada, tapi kalau untuk kegiatan keagamaan dan adat yang ada, hanya aspek promosinya saja dan siapa yang memimpin kegiatannya, “ucap Mendra.

Menurutnya, wisatawan menyukainya karena acara lain memiliki cerita yang hampir sama, hanya sekedar masakannya saja, namun ketika tradisi yang menceritakan kisah sebenarnya tidak terbentuk, maka wisatawan datang untuk mendapatkan pengalaman dan belajar dari apa yang dilihatnya.

Forcum Dewey Bali mencatat, sebagian besar dari 238 desa wisata di Pulau Dewata memiliki festival tersendiri. Kegiatan rutin tersebut didorong untuk menarik wisatawan karena ada atraksi tambahan selain mengunjungi kawasan desa wisata.

Namun, Mendra mencermati tidak semua desa wisata bisa mengembangkan festivalnya sendiri, selama ini hanya desa yang sudah memiliki nama saja yang diberi perhatian besar.

Untuk itu Forum memberikan arahan dan bimbingan agar desa wisata lainnya dapat memanfaatkan potensi budayanya masing-masing, seperti di Kabupaten Karangasem yang memiliki tradisi Usaba Sumbu dimana masyarakat Hindu mempersembahkan ratusan ekor babi yang menarik untuk perayaan.

“Jadi kita bisa membuat tempat khusus bagi penonton untuk membawa ratusan ekor babi, mendoakannya, dan menceritakan maknanya.

Mendra mengatakan, pembuatan sebuah acara harus benar-benar berasal dari desa, bukan hanya sekedar mentransfer acara ke desa, kalau musik pop luar negeri yang datang kenapa tidak budaya?

Forum Dwi mendukung Program Senandung Dwi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bali yang baru, dimana desa wisata akan lebih didukung baik dalam kegiatan promosi maupun dukungan anggaran.

Program tersebut juga dapat menjaring antusiasme desa wisata dalam menyelenggarakan kegiatan lokal bertemakan pengetahuan yang pada akhirnya akan memberikan dampak jangka panjang bagi kawasan tersebut.

Forum Dwi Bali juga sedang merancang program penghargaan bagi desa wisata, dimana desa wisata terbaik adalah desa yang mewakili Bali.

“Salah satu unsur desa wisata pemenangan adalah pertunjukan dalam bentuk seni dan event. Kalau event dibuat maka Bali akan membuat ricuh, yang dikira kerumunan, dan yang terakhir kalau hanya musik maka budaya Bali akan muncul. akan hilang,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours