Indodax: Pembayaran jamsos di Filipina dengan kripto jadi tonggak baru

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – CEO IndoDax Oscar Darmawan menganggap penerapan kripto sebagai opsi jaminan sosial di Filipina sebagai langkah revolusioner dalam adopsi stablecoin.

Ini menunjukkan bagaimana teknologi blockchain dapat digunakan sebagai bentuk pembayaran yang sah dan memberikan kemudahan bagi pengguna. Dengan ini diharapkan dapat membuka peluang bagi negara lain untuk menggunakan teknologi kripto untuk berbagai kebutuhan.

“Langkah Tether yang memperkenalkan pembayaran USDT untuk kontribusi jaminan sosial di Filipina merupakan tonggak penting bagi adopsi stablecoin,” kata Oscar di Jakarta, Jumat.

Sekadar informasi, Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, berkolaborasi dengan Uquid untuk menghadirkan opsi pembayaran kripto baru ke Filipina.

Sekarang, masyarakat Filipina dapat membayar kontribusi Sistem Jaminan Sosial (SSS) mereka dengan Tether (USDT) di The Open Network Blockchain.

Sistem jaminan sosial di Filipina adalah program jaminan sosial yang dikelola pemerintah. Program ini melayani pekerja di sektor formal, informal dan swasta, dan bertujuan untuk membantu masyarakat di masa-masa sulit.

Program ini memiliki dua komponen utama, yaitu Jaminan Sosial dan Kompensasi Pekerja.

Kemitraan ini menunjukkan bagaimana stablecoin seperti USDT dan teknologi kripto membuat kehidupan sehari-hari lebih mudah, nyaman, dan transparan. Dengan menggunakan platform terdesentralisasi yang menggunakan teknologi blockchain.

Dengan semakin banyaknya negara yang mengadopsi teknologi blockchain, dapat dikatakan bahwa peran blockchain dalam kehidupan sehari-hari menjadi semakin nyata, tambah Oscar.

“Seperti halnya INDODAX, blockchain dapat membantu inklusi keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Di INDODAX kami berkomitmen untuk mendukung inovasi yang mendorong inklusi keuangan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, aset kripto khususnya stablecoin telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Selain digunakan sebagai alat tukar di bursa terpusat, stablecoin kini menjadi sumber likuiditas utama di pasar terpusat dan terdesentralisasi.

Platform pembayaran seperti PayPal telah memperkenalkan stablecoin mereka sendiri, PayPal USD (PYUSD), sementara Ripple berencana meluncurkan stablecoinnya sendiri pada awal tahun 2025 untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

“Hal ini tidak hanya membantu mempermudah pembayaran bagi masyarakat Filipina, namun juga menyoroti pentingnya kemitraan antara perusahaan teknologi dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif. Dengan adopsi yang semakin meluas, diharapkan semakin banyak negara yang akan merasakan manfaatnya. penggunaan stablecoin dalam sistem keuangan mereka,” tambah Oscar.

Kemajuan ini menunjukkan bahwa aset kripto terus berkembang. Untuk itu INDODAX menawarkan platform INDODAX Academy yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran kripto dari awal hingga mahir.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours