Indonesia tawarkan sektor teknologi kepada investor asal China

Estimated read time 3 min read

Beijing (ANTARA) – Pemerintah Indonesia menawarkan kemitraan di bidang teknologi tinggi kepada 26 perusahaan ternama di China di bidang teknologi, kecerdasan buatan (AI), transportasi, kesehatan, bahkan modal ventura untuk mengembangkan bisnisnya di Tanah Air.

Hal ini terjadi dalam acara “Business Roundtable” yang diselenggarakan oleh Direktorat Asia Timur, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing di Jakarta. pada hari Senin (22 Juli)

“Dengan potensi ekonomi yang besar dan komitmen kuat pemerintah dalam meningkatkan kualitas iklim usaha, Indonesia menjadi pilihan terbaik bagi investor asing, termasuk Tiongkok, untuk melakukan kerja sama dan investasi, termasuk di bidang teknologi,” kata Sekjen. Cecep Herawan, Kepala Kementerian Luar Negeri Indonesia yang menjadi kunci pertemuan tersebut, mengatakan dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Beijing, China, Selasa (23 Juli).

Sejumlah perwakilan narasumber juga turut hadir, yakni Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rakhmat Kaimuddin; Direktur Promosi Investasi Timur, Selatan, Timur Tengah dan Afrika, Kementerian Investasi/BKPM Cahyo Purnomo, Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Bonanza P. Taihitu dan Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun.

“Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pembangunan nasional, dan Tiongkok merupakan mitra strategis yang juga merupakan salah satu pusat pengembangan teknologi di dunia,” tambah Cecep.

Sementara itu, Dubes Djauhari menyampaikan optimismenya terhadap potensi kerja sama konkrit kedua negara, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi.

“Kerja sama ekonomi dalam 10 tahun terakhir, khususnya perdagangan dan investasi kedua negara, berkembang pesat. Menurut Bea dan Cukai Tiongkok, pada tahun 2023 akan mencapai $138 miliar, sedangkan investasi akan mencapai $7,4 miliar pada tahun 2023,” kata Dubes Djauhari.

Sementara itu, Rakhmat Kaimuddin menawarkan beberapa peluang menjanjikan bagi pengusaha Tiongkok untuk berinvestasi dalam transisi energi Indonesia dan mendukung program industri.

Termasuk mempercepat pengembangan ekosistem mobil listrik melalui berbagai insentif menarik.

Sementara itu, Bonanza Taihitu menekankan pentingnya penguatan kerja sama teknologi dengan Tiongkok untuk mendukung implementasi pilar kebijakan kesehatan di Indonesia seperti alat kesehatan, pengembangan industri farmasi, bioteknologi, dan AI.

Terkait aturan tersebut, Cahyo Purnomo menjelaskan terdapat kebijakan dan insentif perpajakan bagi investor asing, seperti “pengecualian pajak”, “kelonggaran pajak”, “pengurangan super”, dan “kelonggaran impor”.

Indonesia juga dianggap sebagai tujuan investasi potensial karena daya saing global Indonesia meningkat dari peringkat 34 menjadi 27 menurut IMD World Competitiveness.

Usai acara “Business Roundtable”, para pengusaha asal Tiongkok melanjutkan kegiatan “business match-making” yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dan Komite Indonesia KADIN Tiongkok bekerja sama dengan KBRI Beijing dan Kementerian Asia Timur. Urusan Orang Asing Indonesia. Arah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours