Kemendag “perangi” munculnya keramik impor

Estimated read time 2 min read

Purwakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) “melawan” maraknya keramik impor agar tidak menghambat produk keramik dalam negeri.

“Kemarin saya (Kementerian Perdagangan) menyita 4.565.598 keramik di Surabaya. Keramik tersebut berasal dari China dengan nilai sekitar Rp 80 miliar,” kata Mendag saat berbincang dengan pelaku UMKM di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. sore

Dia mengatakan, jutaan keramik impor kemudian dimusnahkan karena tidak memiliki Surat Keterangan Penggunaan Produk (SPPT) dan Nomor Registrasi Produk (NPB) SNI.

“Bahan keramiknya kita kumpulkan dan akan dimusnahkan, karena (hal seperti ini) merusak industri keramik lokal,” ujarnya.

Karena permasalahan tersebut, Kementerian Perdagangan segera mengajukan permohonan impor produk keramik, keramik rumah tangga, dan jenis bahan lainnya.

Makanya produk impor akan dikenakan pajak yang tinggi. Harus ada SNI-nya, maka pajaknya akan tinggi,” kata Mendag.

Hal ini akan menentukan perlindungan terhadap produk keramik dalam negeri.

Sementara itu, untuk menyikapi keluhan para perajin gerabah di Purwakarta, Mendag berharap kedepannya dukungan terhadap para perajin gerabah lebih baik lagi dalam hal penyediaan bahan baku seperti kayu bakar dan konstruksi.

Dalam kunjungannya ke Purwakarta, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengunjungi Galeri Menong yang merupakan pusat oleh-oleh dan karya seni representatif Purwakarta. Di Galeri Menong, Mendag menggelar sesi interaktif bersama puluhan seniman UMKM.

Usai berdiskusi dengan pelaku UMKM, Mendag kemudian melanjutkan ekspor produk baja nexalume, nexium dan nexcolor milik PT Tata Metal Lestari sebanyak 8 kontainer.

Produk perseroan yang berlokasi di Purwakarta ini diekspor ke sejumlah negara seperti Australia, Kanada, dan Puerto Rico.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours