Kemenperin inisiasi pembentukan kelembagaan kakao-kelapa pacu EVA

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Perindustrian mendorong pembentukan lembaga kakao dan kelapa untuk menjamin ketersediaan bahan baku industri, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan nilai tambah ekonomi (EVA) yang diperoleh dari industri tersebut. Menteri Perindustrian DKI Jakarta, Agus Gumiwan Kartasasmita, Rabu mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menggelar rapat terbatas Dewan Pengurus Cocoa and Coconut Fund terkait permasalahan tersebut, yang kemudian disepakati dewan dari hasil rapat. 2 sektor akan dialihkan ke Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS). M

“BPDPKS merupakan dana besar yang bisa digunakan agar industri kakao dan kelapa segera beroperasi,” kata Menteri Perindustrian Agus.

Menteri Perindustrian Perdagangan menyampaikan antara tahun 2015 hingga 2023, produksi kakao di Indonesia diperkirakan mengalami penurunan sebesar 8,3% per tahun, sedangkan impor meningkat dari 239.377 ton menjadi 276.683 ton.i.

Ia memperkirakan pertumbuhan industri pengolahan kakao yang tidak dibarengi dengan ketersediaan bahan baku menyebabkan 9 dari 20 perusahaan gulung tikar karena industri kakao saat ini mengimpor 62 persen bahan bakunya.

Menurutnya, Indonesia menduduki peringkat ke-3 produksi biji kakao hingga tahun 2015, namun kini berada di peringkat ke-7. Dari segi industri, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil dan eksportir keempat dunia pada tahun 2023. .

Meski demikian, Menperin menyampaikan penurunan industri ini di laut Indonesia masih terbatas karena pemanfaatan bahan baku kelapa belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini membuat utilisasi industri pengolahan kelapa masih sebesar 55 persen. Baca selengkapnya: Mendag: Kakao, Kelapa yang akan dikelola BPDPKS Indonesia mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan dunia, sehingga masih terdapat ruang untuk pertumbuhan kelapa yang sudah berkurang secara signifikan.

Oleh karena itu, inisiatif Cocoa and Coconut Institute diharapkan dapat membawa hasil positif bagi petani dan industri, seperti peningkatan produktivitas melalui konversi dan rehabilitasi lahan, peningkatan hasil pengolahan, dan pemulihan hasil.

Manfaat bagi industri berupa nilai tambah ekonomi (EVA), peningkatan kontribusi ekspor, serta diversifikasi produk turunan yang bernilai tambah tinggi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours