Optimisme pelaku usaha terhadap iklim investasi semester II

Estimated read time 5 min read

Jakarta (ANTARA) – Semester kedua yang merupakan masa transisi kepemimpinan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia hingga penerusnya, Prabowo Subianto, nampaknya mendapat respon positif tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga para pelaku ekonomi. .

Pengusaha menilai kebijakan investasi yang dilakukan pada masa transisi ini masih on track. Lebih lanjut, Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM yang baru dilantik Juliot Tanjung juga mengatakan hal serupa.

Ia meyakinkan, iklim investasi yang baik saat ini akan terus berlanjut dan bertekad untuk terus memperbaiki sistem perizinan yang terintegrasi melalui alat Online Single Submission (OSS), sehingga kondusif bagi investasi.

Tentu saja kebijakan ini akan memperlancar roda pemerintahan di masa depan dan tidak mengejutkan para pengusaha. Indikator amannya iklim investasi terlihat dari kuatnya fundamental perekonomian pada semester II.

Mandiri Investasi Market Outlook 2024 membuat perkiraan yang sama untuk semester kedua. Iklim investasi selain menguntungkan juga berpotensi memberikan imbal hasil yang optimal bagi investor.

Hal tersebut berdampak pada komitmen kuat Presiden Joko Widodo untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada masa transisi.

Tak hanya itu, defisit anggaran juga bisa dikendalikan agar tidak melampaui 2,7 persen produk domestik bruto (PDB). Pemerintah bahkan tidak menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) pada masa transisi ini untuk mengendalikan beban negara.

Begitu pula saat penyusunan RAPBN 2025, pemerintah kini berkonsultasi dengan tim ekonomi calon presiden baru, agar kondisi keuangan negara pada tahun depan mampu mendukung sejumlah program strategis pemerintahan baru. Stabilitas perekonomian pada tahun 2024 juga terlihat dari daya beli masyarakat. Antara / Gannet

Energi

Energi dan industri terkait masih menjadi salah satu industri utama pendukung investasi masa depan. Jika sektor ini berkembang maka banyak industri yang akan terpuruk. Tentunya jika hal ini diterapkan maka akan mendukung pertumbuhan perekonomian pada tahun 2025.

Kementerian BUMN memiliki program jangka panjang untuk mendukung transformasi perekonomian di Indonesia melalui energi terbarukan dan pertambangan.

Kementerian BUMN telah menyusun peta jalan jangka panjang yang memberikan arah bagi BUMN untuk menjadi motor penggerak transformasi perekonomian Indonesia dalam 10 tahun ke depan dengan fokus pada sektor digital, ekonomi hijau, infrastruktur, dan inklusi sosial.

Selain itu, dalam lima tahun ke depan, selain Mandiri, BRI, Telkom, dan Pertamina, kita berharap masih ada BUMN lain yang bisa masuk top dunia. Misalnya Pelindo Group, di Journey dan MIND ID. Perusahaan-perusahaan berkapitalisasi menengah ini akan menjadi besar dan diharapkan suatu saat bisa masuk pasar modal (IPO).

Artinya, pemerintah ke depan akan fokus pada BUMN yang punya kapasitas besar namun berkompeten dan berorientasi masa depan untuk masuk ke pasar modal.

Ke depan, BUMN harus mampu menjadi motor penggerak perusahaan untuk tumbuh dan berorientasi pada pasar global.

Investasi penguatan modal tidak hanya berasal dari pasar modal, tetapi juga dapat dilakukan melalui kemitraan, private equity, dan investor strategis di pasar global.

Begitu pula dengan perbankan sebagai lembaga pemberi jaminan investasi di Indonesia yang masih menarik, tentunya wajib menjaga keberlangsungan sektor keuangan dalam jangka panjang.

Hal ini terlihat dari peningkatan perkembangan reksa dana dan kontrak pengelolaan dana di perbankan. Artinya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi pasar saham dan pasar obligasi di Indonesia.

Indikatornya, jumlah investor reksa dana meningkat signifikan menjadi 11,9 juta orang, dimana sekitar 60 persennya berasal dari generasi muda.

Reksa dana

Reksa dana sebagai representasi iklim pasar modal saat ini masih menjadi instrumen yang menarik dan mudah diakses oleh masyarakat.

Indikator investasi masih menarik atau belum terlihat dari pasar reksa dana, oleh karena itu sudah menjadi tugas manajer investasi untuk menjaga kualitas produk reksa dana agar mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan global.

Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Aliahdin Saugi menjelaskan pada tahun 2024, beberapa permasalahan global yang sangat memprihatinkan akan mempengaruhi perekonomian dunia, yaitu disparitas pertumbuhan ekonomi dan lambatnya penurunan inflasi serta ketegangan geopolitik. Pekerja menyelesaikan pesanan di kafe. Antara / Gannet

Kondisi perekonomian global tentunya mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Namun struktur perekonomian Indonesia telah banyak mengalami perubahan. Indikatornya terlihat dari pemilu 2024 yang berlangsung damai, menunjukkan kuatnya demokrasi Indonesia.

Indonesia juga mencatat surplus perdagangan selama 50 bulan berturut-turut, dengan pertumbuhan PDB masih di atas 5 persen pada kuartal pertama tahun 2024. Dari sisi kebijakan fiskal, Indonesia telah mampu menggunakan anggarannya secara disiplin, dan dari sisi moneter. Dalam kebijakannya, BI proaktif menjaga nilai tukar rupiah di tengah masih tingginya nilai tukar AS

Dalam hal investasi, aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) telah menjadi bagian penting dalam penyusunan portofolio investasi. Mekanisme ini memungkinkan investor berperan penting dalam keberlangsungan usaha dan memperoleh keuntungan berupa imbal hasil yang menarik.

Tentu saja, para pelaku industri keuangan akan terus mengiklankan kebijakan menarik ini di bidang investasi, dengan harapan dapat memberikan keyakinan kepada dunia usaha bahwa Indonesia masih menjadi tempat yang menarik untuk menanamkan modal.

Pengaruh iklim yang menarik ini tentunya juga dirasakan oleh para pengusaha di ibu kota. Hal ini terlihat dari data kumulatif realisasi investasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2023 yang menduduki peringkat pertama secara nasional. Hal ini diperkirakan akan terulang pada kuartal ketiga tahun 2024.

Pada kuartal III, realisasi investasi asing langsung (FDI) mencapai 1,1 miliar dolar AS. dia. dolar atau setara Rp 16,7 triliun, sedangkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 34,2 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 28,4 triliun.

Tingginya angka realisasi investasi di DKI Jakarta tidak lepas dari kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di seluruh jajaran untuk menerapkan berbagai inovasi guna memberikan pelayanan publik yang prima sehingga memberikan kepercayaan investor untuk berinvestasi di ibu kota.

Kepercayaan pasar di tingkat nasional dan regional tentunya merupakan pertanda baik bagi lingkungan investasi di masa depan. Harapan cerahnya tentu akan bertahan hingga tahun 2025.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours