Airlangga kaji opsi perpanjangan restrukturisasi kredit hanya KUR

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto mengkaji opsi perpanjangan pemulihan kredit terdampak COVID-19 untuk kredit usaha perorangan (KUR).

Ia menilai kelompok menengah ke bawah memerlukan perpanjangan restrukturisasi pinjaman.

“Kebijakan KUR sekarang sedang kita revisi. Tadinya kita jadikan kelas menengah, tapi kelihatannya kelas menengah ke bawah,” kata Air Langa usai konferensi pers KTT Kebijakan Satu Peta di Jakarta, Kamis.

Menurut Air Langa, sektor perbankan bisa bertahan jika kebijakan reformasi kredit bisa dibalik.

“Bank merasa cukup leluasa, makanya tentu kita akan melihat KUR (restrukturisasi kredit),” ujarnya.

Ia menjadikan sektor asuransi sebagai salah satu indikatornya. Jika terjadi peningkatan penjaminan kredit, hal ini merupakan tanda meningkatnya risiko kredit.

“Ya kita lihat dari sisi KUR karena ada permintaan dari pihak asuransi untuk menambah cadangannya,” jelas Air Langa.

Namun, keputusan akhir mengenai perpanjangan pemulihan kredit yang terdampak COVID-19 belum diambil. Airlangga menilai perlu kajian lebih lanjut.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahindra Sargar sebelumnya mengatakan akan mempelajari arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait perpanjangan kebijakan stimulus pemulihan kredit COVID-19 hingga tahun 2025.

“Kami akan pelajari, lakukan penilaian, apa yang sudah selesai pada Maret lalu dan potensi batasan pertumbuhan kredit di sektor tertentu,” kata Mahindra saat Bundaku Financial Education Talk OJK di Jakarta, Selasa (25). menunjukkan /6).

Kebijakan pemulihan kredit COVID-19 berlaku mulai Maret 2020 dan berakhir pada 31 Maret 2024.

Mahindra mengatakan, OJK mempertimbangkan berbagai aspek dalam memutuskan penghentian kebijakan tersebut, seperti dampak, kapasitas permodalan, cadangan kerugian kerugian (CKPN), likuiditas, dan potensi pertumbuhan kredit.

Selain itu, OJK mencermati pertumbuhan kredit tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan kinerja tahun lalu.

“Jadi, dari sudut pandang itu, apa yang sebenarnya terjadi pada akhir Maret dan setelahnya, bukan sesuatu yang aneh. Tapi, di sisi lain, kami yakin ada kajian khusus mengenai potensi pertumbuhan kredit. beberapa bagian,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours