Viral! Perempuan Lulusan UGM Rela Kerja Jadi Cleaning Service di Australia, Ternyata Ini Alasannya

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Media sosial penuh dengan konten tentang perempuan muda Indonesia yang bekerja sebagai petugas kebersihan di Australia. Padahal ia lulus dengan predikat sangat memuaskan dari universitas tersebut, khususnya Universitas Gadjah Mada (UGM). Perjalanan hidupnya mengandung pro dan kontra di dunia maya.

Nama wanita ini adalah Der Rakuma. Ia lulusan UGM dan saat ini bekerja “penuh waktu” sebagai petugas kebersihan di Australia. Meja Dea terdiri dari pengurus rumah tangga, petugas kebersihan, dan petugas kebersihan.

Di akun media sosialnya di Instagram dan TikTok, Dia sama sekali tak segan-segan memamerkan karyanya. Betul, dia mencuci, menyapu, membersihkan toilet, bahkan mendorong gerobak sampah.

Pak Dear menyelesaikan tugas ini dengan perasaan bersyukur. Menurutnya, setiap perjalanan hidup memiliki makna, jadi jangan malu atau minder dengan keputusan yang diambil.

“Ada yang lebih mahal dari barang mewah. Apa ini? Sebuah pengalaman yang bahkan tidak bisa dibeli dengan uang,” kata Dear, Rabu (26 Juni 2024) seperti dikutip di Instagram @dearaleyden.

“Jadi sekarang saya memanfaatkan peluang yang saya miliki di sini dan menikmati perjalanan di sini,” lanjutnya.

Dear mengaku pekerjaannya saat ini penuh tekanan. Hal ini karena perubahan yang terjadi sangat cepat. Dahulu Dea bekerja dari rumah, namun kini ia bekerja penuh waktu di luar rumah.

Dia juga merasa lelah secara fisik. Jadi apa yang dia lakukan sekarang tidaklah mudah. Namun Dia mengaku hidup dengan penuh kebahagiaan dan hal itu membuatnya semakin tegar hingga saat ini.

“Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, jadi nikmatilah momen ini karena waktu tidak bisa terulang kembali,” kata Dear.

Instagram @dearaleyden

Banyak warganet yang mengetahui karya Dia jauh dari ekspektasi sejak lulus dari UGM, menilai apa yang dilakukan Dia hanya membuang-buang waktu. Ilmu yang didapatnya di universitas dinilai tidak ada gunanya oleh netizen.

Namun tidak demikian halnya dengan Dia. Meski terkadang membuat saya sedih membaca komentar seperti ini.

“Jujur sedih kalau ada yang bilang ilmu (yang didapat di bangku kuliah) tidak ada gunanya. Saya rasa ilmu yang saya peroleh tetap berguna kemanapun saya mencarinya,” kata Dear.

“Dan masih banyak orang yang meremehkan pekerjaan petugas kebersihan. Sedangkan untuk mendapatkan visa Australia WHV (Working Holiday Visa), Anda harus memiliki pendidikan D3/S1 atau memiliki pendidikan D3/S1. sudah menempuh pendidikan minimal semester 4, dan juga harus memiliki nilai tes IELTS minimal 4,5,” jelasnya.

Jadi jangan pernah menganggap enteng pekerjaanmu, kata Dear. Karena apapun pekerjaan yang kamu lakukan, selama tidak merugikan orang lain atau melanggar haknya, itu mulia.

“Semua pekerjaan itu mulia karena di balik orang-orang yang pekerjaannya dianggap remeh, ada inti orang-orang yang berusaha menafkahi keluarganya dengan uang yang halal,” kata Dear.

“Jadi banggalah dengan apa yang kamu lakukan saat ini. Dan aku sangat bangga padamu,” tambahnya.

Sementara di konten lain, Dia menjelaskan alasannya memilih pekerjaan sebagai “petugas kebersihan”. Mr Dear dikatakan memilih bekerja di sana karena dia perlu “memperpanjang” visanya di Australia.

“Salah satu alasan saya menyetujui “wanita pembersih” ini adalah keinginan untuk memperpanjang visa saya di Australia. Saya ingin memanfaatkan peluang yang saya miliki sebaik mungkin,” kata Dear.

“Sebenarnya saya bisa saja mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pengalaman saya, tapi sekarang saya mendapat tawaran pekerjaan ini. Ini tantangan baru bagi saya untuk keluar dari zona nyaman,” jelasnya.

Hal ini juga memperkuat posisi Deere di tambang. Bagi Dear, keluar dari zona nyaman adalah hal yang patut disyukuri.

“Jadi, tidak ada yang perlu saya sesali. Aku bersyukur atas apa yang aku punya sekarang. Saya harap Anda juga mendapat kesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru di luar zona nyaman Anda. Oke, katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours