Pertumbuhan ekonomi Vietnam capai 6,42 persen di semester pertama 2024

Estimated read time 2 min read

Hanoi (ANTARA) – Perekonomian Vietnam tumbuh sebesar 6,42 persen dalam enam bulan pertama tahun 2024, menurut Kantor Statistik Umum (GSO) dalam konferensi pers di Hanoi, Sabtu.

Menurut GSO, kinerja tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan angka 6,58 persen pada periode yang sama tahun 2022 pada periode 2020-2024.

Dari total pertumbuhan nilai tambah ekonomi tersebut, sektor agroforestri-perikanan, industri konstruksi dan jasa tumbuh sebesar 3,38 persen; 7,51 persen; dan 6,64 persen, masing-masing memberikan kontribusi 5,96 persen; 44,28 persen; dan 49,76 persen.

GSO juga menyoroti fakta bahwa ekspor sektor jasa mengalami peningkatan, sejalan dengan pemulihan permintaan konsumen global, yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi negara.

Dari sisi struktur perekonomian pada semester I, agroforestri perikanan memberikan kontribusi sebesar 11,55 persen, sedangkan industri konstruksi dan industri jasa memberikan kontribusi sebesar 36,44 persen dan 43,35 persen.

Dalam hal konsumsi produk domestik bruto (PDB) pada periode tersebut, konsumsi akhir dan akumulasi aset meningkat sebesar 5,78 persen dan 6,72 persen tahun-ke-tahun, memberikan kontribusi sebesar 64,26 persen dan 35,15 persen terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Ekspor impor barang dan jasa naik masing-masing sebesar 16,89 persen dan 16,95 persen, dengan neraca perdagangan masing-masing sebesar 0,59 persen.

Pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi Tanah Air mencapai 6,93 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kuartal II 2022 pada periode 2020-2024 sebesar 7,99 persen.

Berbicara pada acara tersebut, Direktur Jenderal GSO Nguyen Thi Huong mengatakan situasi sosial-ekonomi Vietnam mencapai hasil positif pada kuartal kedua di tengah ketidakpastian perekonomian global.

Kebijakan manajemen pemerintah, yang dipimpin oleh Perdana Menteri dan berbagai kementerian dan daerah, secara bertahap terbukti efektif, memastikan kelancaran rantai pasokan dan distribusi barang dan jasa.

Kemudian menurunkan suku bunga pinjaman, menstabilkan pasar valuta asing, mendorong pembayaran investasi publik, dan menerapkan paket kredit untuk mendukung berbagai sektor.

Sumber: VNA-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours